Mata Expose

Jika Ada Pihak Instansi Pemerintahan dan Swasta Maupun Pribadi yang merasa di Rugikan oleh Oknum yang mengaku mengatasnamakan Jurnalis MEDIA MATAEXPOSE.COM Tanpa Ada Tercantum Namanya di Box Redaksi Maka Bukan Wewenang dan Tanggung Jawab Redaksi MEDIA MATAEXPOSE.COM atau Silakan Laporkan Kepada Pihak Yang Berwajib.
Nelayan Pusong Lhokseumawe Menggelar Syukuran Melalui Kenduri Laot

Lhokseumawe, Mataexpose.com — Untuk mensyukuri hasil laut, nelayan Lhokseumawe melakukan Kenduri Laot, Kamis (14/7). Kegiatan pada hari ke lima Lebaran Iduladha, merupakan tradisi nelayan secara temurun.

Panglima Laot Lhok Pusong Lhokseumawe, Rusli Yusuf kepada Waspada menjelaskan,
Kenduri Laot sebagai ungkapan syukur atas hasil laut. Kegiatan di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Pusong, berlangsung setelah Hari Raya Iduladha. “Kenduri Laot berlangsung setelah hari tasyrik (11 sampai 13 Dzulhijjah-red),” jelas Rusli Yusuf.

Kemduri Laot dilakukan dengan beberapa tahapan, diawali dengan doa bersama. Sekitar 300 warga nelayan mengikuti doa yang dipimpin Tgk. Abubakar dari Lhoksukon, Aceh Utara.

Selain itu, nelayan juga membagikan santunan kepada anak yatim. Sejumlah 153 anak yatim dari Gampong Pusong Lama dan Pusong Baro menerima santunan. Nelayan juga memasak daging sapi dan daging kerbau untuk dikonsumsi bersama.

Untuk mendapatkan keberkahan kegiatan Kenduri Laot, panitia ikut mengadakan tausyiah yang disampaikan Waled Lapang. Menurut Rusli Yusuf, dalam tausyianya Waled Lapang meminta para nelayan tetap menjaga shalat lima waktu, meskipun sibuk melaut. Nelayan juga diminta untuk tidak melaut pada hari yang dilarang. Diantaranya pada hari-hari tasyrik. Pada hari Jumat, nelayan diminta tidak beraktivitas di laut.

Menurut Panglima Laot Lhok Pusong, Rusli Yusuf, pihaknya juga telah menetapkan larangan melaut pada hari Jumat. “Mulai masuk Ashar pada Hari Kamis, sampai usain Shalat Jumat, nelayan dilarang beraktivitas di laut,” jelas Pawang Rusli.

Silaturahmi Nelayan Dengan Pemda

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Pawang Zal melalui Zulkifli (Pawang Agam) menyebutkan, Kenduri Laot juga menjadi momen silaturahmi antara nelayan tradisional dengan nelayan kapal ikan. Bahkan kesempatan itu dimanfaatkan sebagai silaturahmi para nelayan dengan pemerintah daerah setempat. Panitia ikut mengundang dinas terkait bersama, Danrem, Polres, Polair, dan sejumlah unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) lainnya.

Dengan kehadiran unsur Forkopimda, panitia berharap akan terjadi hubungan baik, antara nelayan dengan pemerintah. “Dengan adanya silaturahmi ini, nelayan lebih mudah menyampaikan masalah yang dihadapi nelayan kepada pemerintah,” jelas Zulkifli. (Rid)

Bagikan:
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp