Wonogiri, mataexpose.com – Awal cerita, pada saat tahun ajaran baru 2021 lalu, SD Bulurejo, Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri.
Pihak sekolah berisiniatif memesan baju seragam batik untuk siswa siswi kelas tiga,empat, dan lima, yang biayanya dipungut dari orang tua murid dengan nominal harga sebesar Rp. 85.000-95,000 per siswa.
Namun di tunggu hingga satu tahun, baju seragam tersebut tak juga kunjung terialisasi. Karna rencana pembuatan baju seragam sudah satu tahun, dan juga belum jadi, maka orang tua / wali murid berinisiatif membuat aduan ke organisasi masyarakat “ormas”, Buser Indonesia, yang di wakilkan kepada Saudara Gmp. Kalau tidak kunjung jadi takutnya siswa yang sudah naik kelas ukuran badan dan tingginya juga pasti berubah. Keluh Perwakilan Wali Murid.
Berdasarkan aduan dari wali murid, Gmp perwakilan “Ormas” Buser Indonesia mendatangi pihak sekolahan Klarifikasi terkait aduan tersebut.
Parman. Kepala Sekolah, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bulurejo, saat dikonfirmasi di ruang Guru menjelaskan, memang benar adanya rencana pembuatan seragam tersebut, dan sebagian murit juga sudah membayar, namun Pesanan bajunya masih dalan proses pengerjaan tegas Parman.
Parman juga mengatakan bahwa pemesanan seragam tidak langsung ke konveksi, namun lewat Kepala Sekolah sugihan Bulukerto, Bapak Hartono, yang juga menjabat sebagai ketua kegiatan kelompok kerja kepala sekolah (K3S), Kecamatan Bulukerto.
Saat di hubungi melalui via seluler, hartono siap merapat ke SD Bulurejo, se sampainya di tempat Hartono memberikan keterangan ke awak media, bahwa pihak Sekolahan di wilayah Bulukerto, termasuk SDN 1 Bulurejo baru memesan seragam bulan mei 2022 yang lalu, setelah mengadakan rapat bersama. Hartono juga menjelaskan kebetulan pas di hubungi tadi pagi, pihak penyedia seragam batik sudah dalam proses packing. Saat di tanya mengenai sistim pembayaran hartono menjawab barang datang baru dibayar.
Akibat kejadian ini sejumlah orang tua siswa mengaku kecewa, dan sangat menyayangkan, semoga kejadian ini tidak ter ulang lagi, karena mereka telah berupaya menyisihkan uang untuk membayar seragam baju batik tersebut, namun ber larut-larut dan tidak ada kejelasan, ungkap “St” wali murid yang enggan di sebut namanya.
Sampai berita ini di rilis belum ada konfirmasi balik dari pihak sekolah, dan untuk memastikan per masalahan ini Kami akan menindak lanjuti permasalahan ini ke Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri.
Eko Wahyudi