Mata Expose

Jika Ada Pihak Instansi Pemerintahan dan Swasta Maupun Pribadi yang merasa di Rugikan oleh Oknum yang mengaku mengatasnamakan Jurnalis MEDIA MATAEXPOSE.COM Tanpa Ada Tercantum Namanya di Box Redaksi Maka Bukan Wewenang dan Tanggung Jawab Redaksi MEDIA MATAEXPOSE.COM atau Silakan Laporkan Kepada Pihak Yang Berwajib.
Tokoh Madura Abadi Dalam Sejarah, Abadi pula pada Nama Jalan dan Gedung
Bangkalan-Mataexpose.com –
Tim mataexpose.com mencoba menelisik beberapa nama jalan dan gedung di Bangkalan, nama-nama tersebut tentunya mengandung nilai sejarah yang begitu besar sehingga diabadikan menjadi nama sesuatu. Tim Mataexpose.com mencoba mengurai beberapa dari sekian banyak yang ada.
1. Jl. Sidhingkaap
Jalan “Sidhingkaap” merupakan nama sebuah jalan di kota Bangkalan Madura yang mengarah ke barat pulau garam tersebut. Sidhingkaap merujuk kepada gelar anumerta dari seorang raja Madura yang dengan gagah berani melawan ketidakadilan Penjajah Belanda. Raja tersebut adalah Pangeran Cakraningrat ke IV. Karena sang raja Madura tidak mau menyerah kepada Belanda dan sekutunya serta terus melakukan perlawanan dan menjadi Perang Madura terbesar selain perang yang dikobarkan oleh sepupu beliau yaitu Pangeran Trunojoyo, maka ia kemudian ditangkap oleh Belanda dan diasingkan sangat jauh dari negerinya yaitu ke Pulau Rubben di Afrika Selatan dan wafat disana. Kemudian dikenal dengan gelar anumerta SIDHINGKAAP yang maknanya “Sedho” (Wafat) “Kaap” (Kaap de goe de hoop). di “Kaap de goe de hoop”. Kaap de goe de hoop merupakan nama sebuah tempat yang terletak di Afrika Selatan. Tempat ini juga dikenal dengan sebutan Pulau Mati. Tempat ini dijadikan oleh Belanda sebagai tempat pengasingan.
Kini nama gelar anumerta beliau diabadikan menjadi nama sebuah jalan yang terbentang dari ujung Selatan Balai Desa Kemayoran sampai ke depan Masjid Mlajah Kecamatan Bangkalan. Jalan Sidhingkaap mengarah ke arah barat karena memang Posisi pusat kepemerintahan beliau pada masa itu berada kearah barat dari jalan ini. Kini tempat itu menjadi peristirahatan terakhir cucu beliau yakni RT. Abd. Karim yang merupakan putra dari RT. Wiroadiningrat yang diutus oleh ramandanya ke Bengkulu.
2. Jl. Trunojoyo
R. Nila Prawata yang dikemudian bergelar Pangeran Trunojoyo adalah salah satu Pahlawan Daerah Madura yang sempat menggetarkan Jawa dalam usahanya mengusir Penjajah Belanda dari bumi Nusantara. Kini namanya diabadikan menjadi nama sebuah jalan yang membentang dari depan Kantor Post Bangkalan sampai ke Pertigaan di Depan Swalayan Tom n Jerry Bangkalan.
Selain itu juga nama Pangeran Trunojoyo diabadikan juga menjadi nama sebuah pendidikan Tinggi di Bangkalan yaitu Universitas Trunojoyo yang kini statusnya telah ikut berubah menjadi Universitas Negeri. Banyak sekali Jalan-jalan di kota besar di Jawa dan Madura bernama Jalan Trunojoyo.
3. Jl. K. Lemah Duwur
Kyai Lemah Duwur atau yang bernama Kecil R. Pratanu adalah Raja Islam pertama dari Kerajaan Islam Madura. Beliaulah pendiri Dynasti kerajaan Islam di Madura Barat ini, beliau berani mengubah kerajaan yang awalnya Hindu-Budha ini menjadi kerajaan Islam. Kini nama beliau diabadikan menjadi nama sebuah jalan yang membentang dari pertigaan ujung dari pada Jalan Panglima Sudirman dan Jalan…
4. Jl. Jokotole
Jokotole atau Secoadiningrat III adalah nama salah seorang Raja di Madura Timur, tepatnya di Sumenep. Sehubungan Ujung Anyar adalah Gerbang bagian Kulon Pulau ini pada masa itu selain Ujung Piring juga, maka Jokotole sering juga melewati Pelabuhan ini dalam perjalanannya. Istrinya yang bernama Dewi Ratnadi setelah mencuci muka dari air yang memancar dari bekas tancapan tongkat Jokotole tersebut dan bisa melihat sebagaimana orang normal dari yang sebelumnya mengalami kebutaan kini juga diabadikan menjadi nama sebuah Wilayah Kecamatan dengan nama Socah.
Sedangkan Jokotole sendiri diabadikan menjadi nama sebuah jalan yang memotong Jalan Trunojoyo dan Jalan Pemuda Kaffa, membentang dari utara ke selatan hingga ke Pasar Senggol atau Kompleks Kodim Bangkalan dari arah Timur.
5. Jl. Abd. Karim
Kyai Abdul Karim adalah salah satu Ulama’ di tanah Madura, sekaligus beliau merupakan guru dari Kanjeng Gusti Panembahan Cakraadiningrat V. Wilayah beliau disebut dengan Dul Kariman, ada beberapa generasi dari Kyai Abdul Karim ini yaitu Abdul Karim I, kemudian dilanjutkan oleh Abdul Karim II, Abdul Karim III, Abdul Karim IV dan Abdul Karim V.
Kyai Abdul karim ini juga yang meluruskan dan meninggikan salah satu tiang Sokoguru dikala Gusti Panembahan membangun Masjid Kraton (kini dikenal dengan nama Masjid Agung Bangkalan). Dimana tiang tersebut dari semula bengkok dan ukurannya kurang tinggi dengan cara membalutnya dengan kain kafan dan memikulnya keliling Kota, setelah kain kafan tersebut dibuka maka luruslah tiang tersebut dan cukuplah ukurannya.
Kini namanya diabadikan menjadi nama sebuah Jalan yang membentang dari ujung sebelah timur SMP N 2 Bangkalan sampai ke Ujung sebelah barat SMP N 3 Bangkalan.
6. Jl. KH. Moch. Kholil
KH. Moch. Kholil adalah salah satu Ulama’ yang diperkirakan hidup dimasa Gusti Panembahan Cakraadiningrat VII, beliau mengajar ngaji dan menyebarkan agama islam didaerah Kademangan. Nama beliau kini di abadikan menjadi nama sebuah jalan yang membentang didaerah tempat tinggalnya dahulu. Jalan ini memotong antara Jl. Veteran dan Jl. HOS. Cokroamimoto membentang dari utara ke selatan sampai di pertigaan Jl. KH. Zainal Alim dan Jalan Soekarno-Hatta.
7. Jl. Singosastro
Letnan Singosastro adalah salah satu Tokoh Daerah yang merupakan Pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dari para Penjajah. Kegigihan perjuangannya menjadikan namanya diabadikan menjadi nama sebuah Jalan yang membentang di depan Pendopo Agung Kabupaten Bangkalan sampai ke depan SDN. Kraton IV.
Dijalan ini pulalah sering diadakan pertunjukan seni, dan merupakan central perayaan-perayaan dan kirab-kirab yang diadakan oleh Pemkab. Bangkalan.
8. Jl. S.A. Kadirun
Gusti Sultan Cakraadiningrat II atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sultan Abdul Kadirun adalah sultan kedua Madura sejak system Kerajaan berubah menjadi system Kesultanan. Beliau lah yang membuka Masjid Kraton yang awalnya dipergunakan oleh keluarga Kraton saja, kemudian dibuka secara umum oleh beliau untuk Masyarakat.
Kini nama beliau diabadikan menjadi nama sebuah Jalan yang membentang didepan Masjid Agung Kabupaten Bangkalan sekaligus juga diabadikan menjadi nama gedung Olahraga yaitu Gedung Olahraga S.A. Kadirun.
9. Ratu Ibu
Salah seorang perempuan Madura yg berjasa besar menurunkan raja-raja Islam Madura. Nama ini kini sudah diabadikan menjadi nama sebuah Gedung pertemuan agung yang berada ditengah-tengah ibukota Kabupaten Bangkalan.
Gedung Ratoh Ebuh demikianlah nama ini abadi seiring dengan berdirinya gedung besar yang juga sering ditempati acara-acara tertentu baik oleh kalangan kepemerintahan maupun Masyarakat umum.
10. RP. Moh. Noer
Raden Panji Mohammad Noer atau dikenal pula dengan sebutan Gubernur sepanjang Hayat. Beliau adalah salah satu generasi dari Panembahan Mangkuadiningrat bin Sultan Cakraadiningrat I bin Panembahan Cakraadiningrat V (Sedhomukti).
Beliau banyak berjasa terhadap pembangunan baik di Tanah Madura maupun di Jawa Timur, campur tangan beliau juga dapat mengubah Status Universitas Bangkalan (Unibang) yang awalnya belum Negeri menjadi Unversitas Trunojoyo yang berstatus Negeri.
Kini nama Beliau diabadikan menjadi nama sebuah Stadion di Daerah Bancaran dengan nama Stadion RP. Moh. Noer.
11. Cakraningrat
Nama Dynasti raja-raja Madura. Hingga kini nama yang teramat masyhur sampai detik ini diabadikan menjadi nama sebuah museum di Bangkalan Madura. Museum Cakraningrat, Demikianlah nama museum Kabupaten Bangkalan yang terletak di Jl. Soekarno Hatta ini.
Nama – nama lain yang masih belum diabadikan.
1. Sedhomukti
Pendiri Kraton Madura Barat sebanyak dua kali. dan Bangkalan menjadi Ibukota Kabupaten, Beliaulah pendiri awal sebuah peradaban di Bangkalan ini, beliaulah yang memindah Pusat kerajaan dari Kraton Sambilengan ke Kraton Bangkalan pertama didaerah Wang Bawang untuk kemudian mendirikan Kraton kembali di Sekitar KODIM saat ini. Menilik dari peristiwa tersebut, semoga nanti Kanjeng Panembahan Sidhomukti namanya diabadikan menjadi nama sesuatu semisalnya nama GEDUNG OLAHRAGA ataupun nama dari sesuatu yang lainnya.
2. Wasingsari
Panglima Perang Madura yang gugur dimedan Tempur melawan Penjajah Belanda dimasa Cakraningrat IV, Panglima yg gagah perkasa yang tidak pernah mundur walaupun pasukan musuh bergulipat jumlahnya dari pasukan negaranya. Namun nama ini seakan lenyap tak berbekas walaupun pengorbanannya dalam membela Madura sampai memisahkan nyawa dengan raganya.
3. Pangeran Musyarrif
Salah seorang Panotogomo Kerajaan Islam pertama Madura yang gugur akibat kekejaman Belanda di Ujung Pelabuhan Arosbaya bersama Pangeran Ronggo salah seorang pangeran kerajaan Arosbaya. Namun nama besarnya belum diabadikan menjadi nama sesuatu. Apakah pengabadian nama ini kelak akan terjadi atau tidak, Masyarakat Bangkalan terutama Arosbaya tetap berharap nama beliau diabadikan.
4. Sunan Cendana
Sunan Cendana adalah salah satu Ulama’ besar di Madura, banyak keturunan-keturunan beliau yang masih menjadi penyebar agama islam hingga kini. Beliau juga pernah diminta bantuan oleh Raja Madura dalam suatu expedisi sehingga beliau diberi gelar Pangeran Pronojiwo. Nama ini belum diabadikan menjadi nama apapun di Madura walaupun hanya sebuah nama Pasar semisal Pasar S. Cendana ataupun nama pada yang lainnya.
(Wandra).
Bagikan:
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp