Mata Expose

Jika Ada Pihak Instansi Pemerintahan dan Swasta Maupun Pribadi yang merasa di Rugikan oleh Oknum yang mengaku mengatasnamakan Jurnalis MEDIA MATAEXPOSE.COM Tanpa Ada Tercantum Namanya di Box Redaksi Maka Bukan Wewenang dan Tanggung Jawab Redaksi MEDIA MATAEXPOSE.COM atau Silakan Laporkan Kepada Pihak Yang Berwajib.
Kisah Seorang Pengamen Yang Hidupi Tujuh Orang Anak

CIANJUR | Demi membiayai ketujuh anaknya Umar Sabar (57) warga Kampung Cibeureum Desa Karyamukti Kecamatan Campaka, mengisi kesehariannya dengan menjadi pengamen untuk mendapatkan pundi – pundi rupiah agar bisa menafkahi keluarga kecilnya.

Saat ditemui wartawan, Umar mengaku sebelum menjalani profesinya sebagai seorang pengamen demi menafkahi keluarganya, dirinya pernah jualan cilok di Kota Sukabumi.

“Dulu saya jualan cilok di Kota Sukabumi, tapi pendapatannya masih sangat minim. Tapi karena kebutuhan terus bertambah, saya beralih mencoba ngamen,” aku Umar saat ditemui wartawan Minggu 11 Mei 2023 di area wisata Curug Cikondang.

Dari uang hasil tabungan jualan cilok, lanjut Umar, dirinya membeli speaker portabel kecil untuk memulainya menjadi pengamen.

“Pertamanya saya mulai ngamen di area lokasi wisata Curug Cikondang dengan speaker portabel kecil. Setelah cukup tabungan hasil ngamen saya membeli speaker portabel yang lebih besar,” kata Umar.

Disinggung penghasilan dari ngamen, Umar menjawab kalau di akhir pekan bisa mencapai lebih kurang Rp. 150 – 200 ribu, – dan ia bersyukur dengan penghasilannya itu bisa membiayai ketujuh anaknya itu.

“Kalau dibandingkan dengan jualan cilok untuk membiayai ketujuh anak saya, ngamen disini (Curug Cikondang) alhamdulillah lebih menjanjikan,” ungkapnya menjawab pertanyaan wartawan.

Umar menuturkan, selama ngamen di area wisata Curug Cikondang sejak tahun 2020, banyak kejadian – kejadian dan keluh kesah yang dialaminya, dari mulai sulit sampai ada pengunjung yang memberinya uang Rp. 100 ribu.

“Saya ngamen di Curug Cikondang ini hanya hari Sabtu – Minggu saja, kalau hari – hari biasa saya ngamen di sekitar Pom Bensin Sukaraja bahkan saya juga sering ngamen keliling kampung. Memang ada pengalaman yang membuat saya terharu, ada pengunjung yang memberi saya uang Rp. 100, – , kemudian saat Ridwan Kamil berkunjung juga memberi saya uang cukup besar, ” tuturnya.

Umar menyambungkan, kalau lagu – lagu yang sering dinyanyikan biasanya tembang – tembang sunda. Karena menurut saya suasananya tepat kalau di alam seperti ini, selain itu ia juga mengaku suaranya pas – pasan jadi lebih baik menembangkan lagu sunda saja sesuai cengkok sunda.

“Dalam satu hari saya bisa menyanyikan sekitar 40 tembang sunda berbagai judul dari pagi sore. Intinya saya menyesuaikan daya batere speaker portabel yang hanya bisa bertahan selama 8 jam,” sambungnya menutup wawancara dengan wartawan siang itu.

 

(SN)

Bagikan:
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp