SUKABUMI | Kurangnya sosialisasi ke petani terkait perbaikan jaringan irigasi, para petani terancam gagal panen. Pasalnya, di tengah petani mulai menanam bibit justru air irigasi tidak mengalir. Hal tersebut dihadapi petani yang memilki lahan di desa Tanjungsari dan Desa Mekartangjung Kecamatan Curugkembar Kabupaten Sukabumi.
“Kami sangat mendukung perbaikan jaringan irigasi yang dilakukan pemerintah, namun sebelum pengerjaan terlebih dahulu harus disosialisasikan ke petani,” ujar Abdullah warga Desa Mekartangjung.
Abdullah, mengaku terpukul, di saat dirinya bertumpu dengan bertani, kini pupus dan malahan merugi. Karena saat sedang menggarap lahan, air tiba-tiba terputus.
Minimnya informasi membuat petani sehabis panen kembali mengolah lahan sawahnya hingga sampai proses menanam benih padi. Ketika proses menanam benih padi tuntas, tiba-tiba air irigasi tidak mengalir.
“Kini tanah sawah sawah saya kering. Katanya ada perbaikan saluran irigasi. Saya sudah kena biaya traktor dan lainnya kini harus saya hentikan,” terangnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari desa Mekartangjung jumlah luas sawah yang mengalami kekeringan mencapai 202 hektare.
Diketahui proyek perbaikan irigasi Cibeber oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi yang dilaksanakan oleh CV PUTRA PERKASA PRIMA dengan sumber dana DAK Fisik Bidang Irigasi Penugasan 2023, memakan waktu 240 hari terhitung dari tanggal 6 April 2023.
Karena waktu yang cukup lama hingga 8 bulan, para petani di dua desa tersebut berharap ada solusi agar air tetap mengalir dan bisa bertani ke sawah yang kini dijadikan tumpuan hidupnya.
Sementara menurut salah staf UPTD PU Wilayah Sagaranten, Suherlan, Mengatakan pihaknya sudah memberikan informasi akan ada pelaksanaan perbaikan irigasi.
“Sebelumnya pelaksanaan pengerjaan perbaikan irigasi, kami sudah mei formasi secara lisan lewat mitra cai DI Cibeber Curugkembar,” tandasnya.
(Dan)