Doloksanggul, (Humbahas) MataExpose.Com. -Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Mrs Satu Kahkonen bersama rombongan yaitu Mrs Bolormaa Amgaabazar, Operations Manager, Mr Andre Aquino, Lead Environmental Specialist, Mr. Vikas Choudhary, Senior Agriculture Specialist, Mr. Animesh Shrivastava, Lead Agriculture Economist, Ms. Alika Tuwo, Agriculture Economist dan Ms. Ariza Nurana, Program Assistant berkunjung ke Kabupaten Humbang Hasundutan, Selasa (6/6).
Kehadiran tim Bank Dunia itu disambut Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor, SE bersama tim dari Kemenko Marves RI yaitu Hernando Wahyono dan Van Basten Panjaitan. Tim Bank Dunia yang selalu didampingi Bupati Humbahas, mengunjungi lokasi Food Estate di Desa Riaria Kecamatan Pollung. Van Basten Panjaitan yang menangani pengelolaan food estate menjelaskan mengenai pola yang diterapkan dalam pengelolaan food estate yaitu dengan menggandeng pihak swasta atau yang lebih dikenal dengan pola Public Private Partnership. Dimana pemerintah berperan membangun jalan dan irigasi. Sedangkan pihak swasta membantu petani dalam permodalan dan pendampingan. Van Basten juga menjelaskan bahwa saat ini sedang digodok Perpres mengenai Dewan Manajemen yang akan menangani Food estate.
Dijelaskan juga salah satu kendala utama yang dialami petani dalam mendapatkan harga terbaik produk pertaniannya adalah panjangnya rantai pedagang perantara (middle men) yang mengakibatkan disparitas harga antara petani dan konsumen sangat jauh. Ke depannya akan diupayakan memangkas rantai tersebut. Salah satu best practice pertanian yang menginspirasi saat ini adalah yang dilakukan di negara bagian Andra Pradesh India yang dikenal dengan pertanian zero capital dimana petani menggunakan pupuk yang dihasilkan dari kotoran dan air seni sapi, namun masih menunggu ahlinya untuk berbagi ilmu di kawasan food estate untuk diterapkan.
Dalam kesempatan tersebut Tim Bank Dunia juga berkesempatan berbincang dengan petani di lahan yang ditanami cabai milik Jonles Lumbangaol. Tim banyak bertanya mengenai bagaimana petani yang sebelumnya merupakan petani kemenyan beralih menjadi petani hortikultura. Di lokasi Food Estate, Bupati Humbahas menunjukkan jenis tanaman bawang merah termasuk Andaliman kepada Satu Kahkonen.
Selanjutnya rombongan menuju TSTH (Taman Sains dan Teknologi Herbal) yang berlokasi di Kecamatan Pollung tepatnya di Desa Aek Nauli. Tim mendapatkan penjelasan mengenai rencana TSTH yang nantinya diharapkan sebagai salah satu produsen bibit unggul yang dapat memasok seluruh Indonesia. Saat ini TSTH masih menantikan kedatangan peralatan laboratorium. Pada kesempatan tersebut salah seorang anggota tim Mr Andre Aquino yang merupakan ahli kehutanan dari Brasil menyatakan kekagumannya dengan luas dan lengkapnya fasilitas TSTH.
Setelah mengunjungi kedua lokasi itu, rombongan beranjak menuju Baktiraja dan objek wisata Sipinsur Desa Pearung Kecamatan Paranginan untuk melihat keindahan panorama alam dan Danau Toba. Di Baktiraja, Bupati Humbahas memaparkan kondisi perkembangan pembangunan di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan penanggulangan stunting, pasalnya stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya, melainkan juga perkembangan otaknya. Stunting menyebabkan otak anak tidak berkembang optimal, sehingga menurunkan kemampuan kognitifnya. Ketika kecerdasan menurun, prestasi dan produktivitas anak menjadi terpengaruh sampai ke masa-masa yang akan datang. Pada acara tersebut juga, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Mrs Satu Kahkonen menyampaikan apresiasi yang sangat baik karena keseriusan dan fokus Bupati Humbang Hasundutan dalam penanggulangan stunting. Kahkonen berkata, “karena masalah stunting ini juga yang menjadi fokus pekerjaan yang dilakukan Bank Dunia bersama dengan Pemerintah Pusat”.
Pada akhir acara di Baktiraja, Sebagai tanda kehormatan Bupati Humbahas memberikan cendramata berupa ulos dan kopi khas kepada rombongan Bank Dunia dan dilanjutkan dengan perjalanan ke kawasan wisata Sipinsur. (Demak S)